Gen Z Ramai-Ramai Pakai Tagar Desperate di LinkedIn - Portal Media Informasi Bumi Batiwakkal
Pasang Iklan Disini
Lifestyle

Gen Z Ramai-Ramai Pakai Tagar Desperate di LinkedIn

Batiwakkal – Platform LinkedIn yang biasanya identik dengan jaringan profesional yang serius, belakangan ini diwarnai oleh sebuah tren yang cukup menggelitik: tagar #Desperate. Tren ini, yang digagas oleh generasi Z, menjadi cerminan dari tantangan yang mereka hadapi dalam memasuki dunia kerja.

Jika sebelumnya tagar #OpenToWork menjadi semacam standar untuk menandakan bahwa seseorang sedang mencari pekerjaan, kini muncul tagar #Desperate yang secara gamblang mengekspresikan rasa putus asa. Para pengguna, terutama generasi Z, memasang tagar ini di profil LinkedIn mereka sebagai bentuk ungkapan frustrasi karena sulitnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Adapun beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab maraknya penggunaan tagar #Desperate di kalangan Gen Z antara lain:

  • Persaingan yang ketat: Jumlah lulusan baru setiap tahun terus meningkat, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bertambah sebanding.
  • Ekspektasi yang tinggi: Generasi Z tumbuh dalam era digital yang penuh dengan peluang dan informasi. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap karir mereka, namun terkadang kenyataan tidak seindah harapan.
  • Pandemi COVID-19: Pandemi telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global, termasuk sektor ketenagakerjaan. Banyak perusahaan melakukan PHK atau membekukan rekrutmen, sehingga semakin mempersempit peluang kerja bagi para fresh graduate.
  • Tekanan sosial: Media sosial seringkali menyajikan gambaran kehidupan yang sempurna, termasuk kesuksesan karier. Hal ini dapat membuat generasi Z merasa tertekan untuk segera mencapai kesuksesan dan merasa gagal jika belum mendapatkan pekerjaan yang ideal.

Penggunaan tagar #Desperate memiliki beberapa implikasi, positif seperti:

  • Menarik perhatian: Tagar yang provokatif seperti #Desperate dapat menarik perhatian para perekrut dan membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan.
  • Membangun empati: Dengan berbagi cerita tentang kesulitan mencari kerja, generasi Z dapat membangun empati dari orang lain dan mendapatkan dukungan.

Penggunaan tagar #Desperate memiliki beberapa implikasi, negatif seperti:

  • Menurunkan nilai jual: Penggunaan tagar #Desperate dapat memberikan kesan bahwa pelamar tidak percaya diri dan mudah putus asa.
  • Mencemaskan: Terlalu sering mengekspresikan perasaan putus asa dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Lantas Apa yang Bisa Dilakukan? Bagi para generasi Z yang sedang berjuang mencari pekerjaan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Perluas jaringan: Manfaatkan platform seperti LinkedIn untuk membangun koneksi dengan profesional di bidang yang diminati.
  • Tingkatkan keterampilan: Ikuti kursus atau pelatihan untuk meningkatkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja.
  • Jadilah proaktif: Jangan hanya menunggu lowongan pekerjaan, tetapi aktif mencari peluang melalui networking dan melamar secara langsung ke perusahaan yang diinginkan.
  • Jaga kesehatan mental: Lakukan kegiatan yang menyenangkan dan relaksasi untuk mengurangi stres.

Itulah Fenomena tagar #Desperate di LinkedIn mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh generasi Z dalam memasuki dunia kerja. Meskipun penggunaan tagar ini dapat menjadi bentuk ekspresi yang sah, penting bagi generasi Z untuk tetap optimis dan proaktif dalam mencari peluang. Selain itu, perusahaan juga perlu lebih memperhatikan kebutuhan generasi muda dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pulau Derawan Batiwakkal
Back to top button